Macam-macam metode pembelajaran klinik
A. Macam-macam
metode pembelajaran klinik :
1. Bed
Side Teaching
Metode
bed side teaching merupakan metode bimbingan diskusi yang dilakukan disamping
tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan yang dibutuhkan oleh klien. Prinsipnya jumlah peserta dibatasi (5-6
orang), diskusi awal dan pasca dilakukan didepan klien. Metode ini merupakan
lanjutan metode demonstrasi. Sebelum melakukan metode ini diperlu persiapan
fisik, psikologi dari mahasiswa dan dosen (Nurhidayah, 2011).
Bedside
teaching adalah suatu metode pembelajaran klinis yang melibatkan pasien, mahasiswa
dan pembimbing klinis yang dilakukan dalam konteks klinis. Metode ini bertujuan
untuk memberikan pengalaman klinis pada konteks nyata (real setting) dan
mahasiswa dapat belajar dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari
pembimbing klinik dan pasien. Metode ini
dirasakan yang paling efektif dibanding pembelajaran di kelas dalam melatih
keterampilan klinis mahasiswa, seperti berkomunikasi dengan pasien (history
taking), melakukan pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis,
profesionalisme dan mengembangkan kemampuan nalar klinis (clinical reasoning).
BST
terbagi atas BST action dan BST observasi. BST action merupakan kegiatan
pembelajaran di samping klien yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan
demonstrasi langsung dari pembimbing berkaitan dengan keterampilan klinik
keperawatan, meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien. BST action dilaksanakan pada hari pertama praktek
dengan kompetensi keterampilan pemeriksaan fisik keperawatan. BST observasi
dilaksanakan pada hari berikutnya dengan kompetensi yang disepakati antara
pembimbing dengan mahasiswa. Proses pembelajaran berlangsung dua arah karena
pembimbing langsung memberikan demonstrasi, pendampingan, pengarahan, dan
pelatihan dalam mencapai skill keperawatan yang ingin dicapai.
Djamarah,
(2008) mendefinisikan bahwa belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Melalui metode BST
keterampilan keperawatan dilatih secara terukur dengan pendampingan dan
pengarahan yang adekuat.
Beberapa
keunggulan yang dapat kita dapatkan dengan menggunakan metode pembelajaran
Bedside teaching. Mahasiswa semakin nyaman dengan metode BST, mereka bisa
mengaplikasikan ilmu atau teori yang sudah didapatkan.
Peran
pembimbing atau tutor hanya sebagai fasilitator, mahasiswa dituntut untuk lebih
aktif dan adanya hubungan timbal balik yang bagus antara mahsiswa dan
pembimbing. Penerapan metode pembelajaran yang baik oleh pembimbing atau tutor
sangat mempengarui keberhasilan didalam metode pemebelajaran BST. Sebagai
seorang pembimbing klinik tidak hanya mengajarkan bagaimana cara melakukan
tindakan kepada pasien tapi perlu juga mengajarkan bagaimana kalau
berkomunikasi dengan pasien dan itu semua bisa didapatkan dalam metode
pembelajaran klinik Bedside teaching. Hal penting yang perlu diperhatikan saat
berkomunikasi adalah mengenai etika dalam profesi misalnya yang berhubungan
dengan pemeriksaan yang pribadi bagi pasien.
Ada
3 sumber atau komponen penting didalam metode pembelajaran ini adalah interaksi
antara pasien, tutor/pembimbing, dan interaksi yang aktif sesama
mahasiswa. Ketiga sumber tersebut saling
terikat didalam proses pembelajaran BST. Tidak menutup mata masih banyaknya
hambatan yang dialami saat ingin melakukan metode bedside teaching. Hambatan itu diantaranya tidak adanya waktu
yang cukup oleh pembimbing klinik dengan alasan masih mengerjakan tugas dirumah
sakit. Persiapan yang kurang matang dari pihak pembimbing sehingga menyebabkan
seringnya pembatalan BST.
Manfaat
dari metode bed-side teaching adalah agar pembimbing klinik dapat mengajarkan
dan mendidik peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan
sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi
melalui pengamatan langsung.
Prinsip
pelaksanaan bed-side teaching meliputi sikap fisik maupun psikologis dari
pembimbing klinik, peserta didik, dan klien; jumlah peserta didik dibatasi,
yaitu 5-6 orang; diskusi pada awal dan pasca demonstrasi di depan klien
seminimal mungkin; pembelajaran dilanjutkan dengan demonstrasi ulang; evaluasi
pemahaman peserta didik dilakukan sesegera mungkin; kegiatan yang
didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta sebelumnya
atau kesulitan yang dihadapi peserta; sebelum melakukan pembelajaran, peserta
dan pembimbing klinik perlu melakukan persiapan persipan fisik maupun
psikologi. Pelaksanaan bed-side teaching
perlu persiapan sebaik mungkin.
Hal
yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan bed-side teaching yaitu 26 mahasiswa
mendapatkan kasus yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal. Selain itu
koordinasi dengan staff di klinik agar tidak mengganggu jalannya rutinitas perawatan
klien, serta melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan juga perlu
dilakukan sebelum melakukan proses bed-side teaching.
Penerapan
metode BST penting bagi kurikulum pendidikan kesehatan. Dengan penerapan metode
pembelajaran klinis yang baik yaitu dengan BST akan meningkatkan keterampilan
mahasiswa dan menghasilkan lulusan mahasiswa yang lebih kompeten bersaing dalam
dunia kerja. Perlunya adanya persiapan yang matang didalam memulai menerapkan
metode pembelajaran klinik BST. Dimulai dari adanya pemahaman pembimbing serta
kesedianya didalam membingbing mahasiswa menggunakan metode BST, mengingat
kendala kegagalan dilakukanya BST adalah tidak adanya waktu yang cukup bagi
pembimbing klinik.Adanya respon yang positif dari mahasiswa dalam penerapan
metode BST merupakan salah satu petunjuk bahwa BST cocok diterapkan
Bedside teaching
terdiri atas tiga tahap :
a. Tahap
persiapan
Mahasiswa dan
pembimbing mendiskusikan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pembimbing
memastikan bahwa mahasiswa paham atas apa yang akan dihadapi pada saat
interaksi dengan pasien dan bagaimana mengoptimalkan kesempatan itu untuk
mencapai tujuan belajar.
b. Tahap
pengalaman
Pasien hadir bersama
mahasiswa dan pembimbing. Pasien mendapat penjelasan tentang aktivitas
pembelajaran dan memberikan persetujuan. Tahap pengalaman dapat berupa
demonstrasi atau observasi
1) Demonstrasi
Pembimbing klinik
mendemonstrasikan suatu interaksi dg pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik,
manajemen pasien dan aspek komunikasi lainnya). Mahasiswa belajar dari
demonstrasi tersebut dan dapat dilibatkan dalam diskusi dengan pasien.
Demonstrasi direkomendasikan pada saat mahasiswa mempelajari keterampilan baru
atau pada fase-fase awal pembelajaran. Pembimbing klinis berperan sebagai role
model.
2) Observasi
Mahasiswa
mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik,
manajemen pasien dan aspek komunikasi lainnya). Pembimbing mengamati kinerja
mahasiswa dan memberikan umpan balik. Observasi direkomendasikan pada saat fase
belajar yang lebih lanjut. Pembimbing klinik berperan sebagai fasilitator.
3) Diskusi
antara pembimbing dan mahasiswa pada tahap pengalaman harus mempertimbangkan
kepentingan dan kenyamanan pasien. Oleh karena itu, umpan balik diberikan pada
saat dibutuhkan, misalnya pembimbing melakukan koreksi cara palpasi. Pasien
juga dapat diminta untuk memberikan umpan balik, misalnya pada aspek
komunikasi.
c. Tahap
refleksi
Mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan
pencapaian tujuan belajar. Mahasiswa mendapatkan umpan balik, mendiskusikan
hal-hal yang belum dipahami, memperkuat pengetahuan klinis dan clinical
reasoning, serta merumuskan tujuan belajar untuk bedside teaching atau
aktivitas pembelajaran lain selanjutnya. Untuk menjaga kenyamanan pasien
sebaiknya tahap ini dilakukan di tempat lain tanpa keberadaan pasien.
Metode ini mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan metode bed side teaching adalah
sebagai berikut :
a. Mendapatkan
kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal
b. Menumbuhkan
sikap profesional
c. Mempelajari
perkembangan biologis/fisik dan melakukan komunikasi melalui pengamatan
langsung
d. Proses
pembelajaran langsung di samping klien,
e. kejelasan
dari detail kompetensi yang dicapai,
f. pendampingan
dan pengarahan secara langsung dari pembimbing, dan
g. feedback
yang cepat.
Beberapa kelemahan bed
side teaching adalah sebagai berikut:
a. Dosen/pembimbing
klinik dan mahasiswa yang kurang persiapan fisik, psikologis akan menimbulkan
rasa tidak percaya dalam diri klien
b. Mahasiswa
yang tidak memiliki menguasai bahan akan mengurangi efektifitas pembelajaran
2. Case
presentation / presentasi kasus
Presentasi
merupakan sebuah komunikasi. Hovland, Janis and Kelly (1982), mendefinisikan
komunikasi sebagai sebuah proses di mana seorang individu mengirimkan
rangsangan untuk mengubah perilaku individu lain. Berdasarkan pengertian di
atas, terdapat 3 komponen dasar dari sebuah komunikasi yakni pemberi pesan
(komunikator), media yang digunakan dan penerima pesan (audiens).
Presentasi
kasus disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik
dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara bergiliran
mempresentasikan hasil kerja kelompok tutornya dalam memecahkan masalah / kasus
yang didapatkan oleh kelompok tersebut. Presentasi
dilakukan oleh seorang wakil kelompok yang ditunjuk sebagai juru bicara dan
waktu presentasi dialokasikan 15 – 20 menit untuk setiap kelompok. Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah /
macam dari seluruh masalah / kasus yang diberikan kepada setiap kelompok. Diskusi
terbuka dilakukan setelah presentasi, dengan teknik penyelenggaraan disesuaikan
dengan waktu, kondisi, dan keragaman masalah yang dipresentasikan.
Kegiatan
ini dipimpin oleh satu orang / lebih Pimpinan dan Sekretaris Kegiatan
(mahasiswa) yang telah dipilih / ditentukan sebelumnya, disesuaikan dengan
keragaman dan jumlah masalah yang dipresentasikan (satu atau beberapa sesi).
Setiap Tutor diharapkan hadir mendampingi kelompok Tutorialnya, walaupun inti
kegiatan presentasi kasus ini lebih berupa kegiatan: dari – oleh – untuk
mahasiswa . Pada akhir kegiatan dapat dimintakan pendapat dari para Tutor.
Penanggungjawab kegiatan adalah pembuat modul. Waktu kegiatan dialokasikan pada
hari Jumat dengan lama kegiatan disesuaikan (Hermas, 2015)
Pada
awalnya teknik presentasi hanya ditafsirkan dengan beberapa macam penafsiran.
Misalnya pada penerapan di bidang ekonomi, teknik presentasi digunakan sebagai
media menampilkan barangbarang produk yang ingin dipresentasikan (dipamerkan)
ke hadapan audience. Namun, untuk sekarang teknik prsesntasi sudah menjadi
sebuah teknik dalam pembelajaran. Biasanya pengguanaan teknik presentasi bisa
menggunakan alat manual (papan tulis dan spidol) maupun elektronik (laptop dan
infokus). Teknik presentasi materi ini adalah suatu cara seseorang untuk
menyajikan penjelasan terhadap data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik
disajikan di depan audience dengan bantuan alat peraga berupa slide show,
program aplikasi yang menyajikan informasi interaktif yang dapat diakses secara
personal, maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua
penerima informasi.
Dosen
di sini juga harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri agar mahasiswa tidak malu
lagi untuk menyampaikan inspirasinya.
Keberhasilan
dalam sebuah presentasi didukung oleh empat faktor. Pertama, menyampaikan
presentasi secara langsung di depan audience. Kedua, materi yang disampaikan
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, sarana yang dipergunakan
untuk menyampaikan presentasi misalnya slideshow yang disusun berdasarkan
materi yang ingin disampaikan ataupun materi yang difotokopikan dan dibagikan
pada audience serta peralatan untuk menyampaikan sarana misalnya meliputi LCD
Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah
audience yang cukup banyak), papan tulis dan spidol. Keempat, menganalisis
audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi.
a. Tahap-Tahap
Case Presentation
1) Tahap
Permulaan
Diawali
dengan memperkenalkan peserta didik tentang latar belakang pasien, situasi
pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang dibutuhkan tentang
pasien.
2) Tahap
Persiapan
a) Menentukan
Topik
Topik yang akan saya
sampaikan? Apakah topik ini dibutuhkan audiens? Mengapa saya menyampaikan topik
ini?
Itulah
beberapa pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda sebelum menentukan
topik presentasi. Dengan begitu Anda akan mudah menemukan topik dengan tepat
dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Usahakan topik Anda menarik dan menggugah
audiens untuk mendengarkan.
b) Menetapkan
Tujuan
Apa
yang Anda harapkan dari presentasi Anda? Jawaban dari pertanyaan ini yang akan
menjadi arah dari presentasi Anda. Setiap presentasi harus punya tujuan. Dengan
memiliki tujuan, Anda akan lebih baik dalam melakukan persiapan, lebih
berhati-hati dalam tindakan, tampil lebih cerdas dan tepat sasaran, tentunya
dengan hasil akhir yang berkesan bagi audiens. Buat tujuan Anda dengan jelas,
bisa dicapai dan Anda tahu betul bagaimana mencapainya.
c) Mengenali
Situasi dan Audiens Anda
Mengenali
situasi dan mengenali audiens akan membuat Anda jauh lebih tenang. Dalam hal
ini Anda perlu melakukan koordinasi dengan audiens, atau panitia penyelanggara
untuk menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui. Seperti, dalam acara apa Anda
melakukan presentasi, berapa lama waktu untuk presentasi, presentasi dilakukan
di luar ruangan atau di dalam, adakah sarana pendukung yang digunakan, siapa
saja yang akan hadir, berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikannya, apa
jabatannya, berapa rasio jumlah laki-laki dan perempuan, dan lain-lain sesuai
dengan kebutuhan Anda.
d) Menyusun Materi
Langkah
selanjutnya adalah menyusun materi. Dalam menyusun materi dibutuhkan kejelian
dan ketepatan. Kenapa harus jeli dan tepat? Kejelian berhubungan erat dengan
kemampuan presenter dalam memilih sumber yang bisa dipercaya sedangkan
ketepatan berhubungan dengan kesesuaian materi dengan apa yang dibutuhkan oleh
audiens. Jadi sebagai presenter yang baik, Anda tidak bisa asal-asalan dalam
menyiapkan materi yang akan Anda sampaikan.
Ada
syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun materi, antara lain materi harus
sesuai dengan topik, update dan terpercaya. Anda bisa mendapatkan materi dari
pengalaman pribadi, buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, internet atau
koran. Satu lagi yang harus Anda pahami, jangan membuat materi yang terlampau
banyak dan jangan gunakan kata atau kalimat yang Anda sendiri tidak
memahaminya.
e) Menentukan Pendekatan Yang Anda Gunakan
Setiap
presentasi membutuhkan metode yaitu sebuah pendekatan yang Anda gunakan dalam
menyampaikan materi. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan topik
yang Anda sampaikan. Ada beberapa metode yang bisa Anda terapkan diantaranya
ceramah, eksperimen, simulasi, demonstrasi, ceramah plus dan lain-lain.
Silahkan Anda eksplorasi metode yang paling cocok dengan topik Anda.
Keberhasilan Anda memilih metode yang tepat akan membawa Anda menjadi presenter
yang lebih efektif.
f) Menyusun
Slide Presentasi
Jika
presentasi Anda menggunakan slide, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
slide presentasi Anda semenarik mungkin. Dalam membuat slide ada beberapa
prinsip yang harus Anda pahami.
·
Sederhana
·
Konten yang kuat
·
Font yang indah
·
Gambar yang menarik dan sesuai
·
Penggunaan warna yang tepat
·
Mematuhi prinsip CRAP, yaitu contrast
atau kontras, repetition atau
pengulangan , Alignment atau perataan dan proximity atau kedekatan.
3) Tahap
Diskusi
Diawali
dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta didik,
kemudian menunjukan gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan masalah pasien
yang mengungkapkan perasaannya.
4) Tahap
Evaluasi
Dilakukan
dengan diskusi dan penilaian terhadap
pasien, perilaku dan kemampuan untuk mengatasi msalah, penilaian terhdap
peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari nursing clinic apakah tujuan
yang ditetapkan tercapai atau belum.
Presentasi kasus
dilaksanakan setelah mahasiwa memberikan asuhan keperawatan selama tiga hari.
Kasus yang dipresentasikan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
dilakukan secara individual dihadapan mahasiswa yang lain. Kelebihan dari
metode ini antara lain:
a. Terjadi
sharing pengalaman mengasuh pasien,
b. Mengeksplorasi
kemampuan presentasi, diskusi, dan argumentasi,
c. Belajar
menghargai pendapat orang lain, jujur, dan mengendalikan emosi. Kelebihan pada
metode presentasi kasus selain mengoptimalkan hard skills juga soft skills.
Soft skills merupakan strategi yang diperlukan untuk meraih sukses hidup dan
kehidupan dalam masyarakat. Kecakapan soft skills diantaranya: berpikir kritis,
kreatif, bersemangat, jujur, sikap tangguh dan ulet (Widoyoko, 2009).
Melalui presentasi
mahasiswa berlatih untuk menyampaikan pendapat, berargumentasi terhadap
pendapatnya, jujur dengan data yang disajikan, kreatif pada saat menterjemahkan
pengalaman asuhannya ke dalam bahasa verbal. Hal ini merupakan modal yang
sangat baik bagi mahasiswa ketika memasuki dunia kerja
Kelebihan :
a. Cukup
menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu kali presentasi,
peserta didik secara menyeluruh akan mudah memperhatikan.
b. Bahan
materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru yang
mempresentasikan materi bisa menggunakannya untuk di kelas lain.
c. Lebih
menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan dalam presentasi
dapat menyajikan materi secara beragam.
d. Peserta
didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi peserta didik
kepada teman-temannya sehingga siswa aktif, juga dapat merangsang diskusi
secara aktif antara penyaji dengan audience.
Kelemahan :
a. Sulit
diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik mampu dan berani
mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu, tidak semua peserta didik
mampu berdiskusi setelah presentasi disampaikan.
b. Berpotensi
membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang mampu berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa sangat membosankan.
c. Membutuhkan
persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara lebih untuk menampilkan
materi yang baik untuk di sampaikan.
3. Jurnal Presentation
Merupakan salah satu
bentuk kegiatan belajar yang menggunakan journal/ artikel penelitian sebagai
sumber belajar dan bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Mahasiswa diharapkan dapat memahami,
menganalisis, menjelaskan dan menyimpulkan isi dari journal yang mereka baca
serta mempresentasikannya dalam suatu forum pembelajaran. Tahapanya adalah :
a. Mahasiswa
mencari minimal 3 judul artikel jurnal penelitian terkini (terbitan 5 tahun terakhir) baik yang
dipublikasi secara on-line maupun edisi
cetak yang relevan dengan kompetensi dokter umum, kemudian diajukan ke dosen/dokter pembimbing klinik.
b. Dosen/
dokter pembimbing klinik akan memilih 1 judul artikel jurnal yang relevan dengan kompetensi dokter umum dan
belum pernah dipresentasikan sebelumnya
dalam 1 kelompok rotasi/ kepantiteraan klinik.
c. Mahasiswa
mempresentasikan artikel jurnal yang telah dipilih oleh dosen pembimbing klinik dalam bentuk slide
power point dan dinilai oleh
dosen/dokter pembimbing klinik dengan formulir penilaian jurnal reading.
d. Dosen/
dokter pembimbing klinik menyerahkan formulir penilaian kepada koordinator pendidikan klinik di RS
pendidikan setempat.
Langkah-langkah dalam
presentasi jurnal antara lain:
a. menyusun
skenario klinik berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi dalam
asuhan yang sedang disusun,
b. melakukan
analisis PIO/PICO ( Problem,
Intervention, Comparison, Outcome) ,
c. penelusuran jurnal,
d. melakukan
telaah jurnal, dan
e. presentasi hasil telaah jurnal.
Kelebihan dalam metode
ini antara lain:
a. belajar
berdasarkan evidence,
b. melatih
mahasiswa untuk mencari bukti-bukti dan dukungan dari hasil penelitian yang
terkait, terkini, dan terpercaya,
c. hasil
telaah menjadi bahan untuk melakukan perubahan di tatanan klinik yang berbasis
evidence based nursing.
Komentar
Posting Komentar