faktor yang mempengaruhi persalinan "penolong"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan tujuan kelima untuk
meningkatkan kesehatan ibu.Tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang
keempat adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) (Maryunani dan Nurhayati,
2009).
Partus lama
disebabkan oleh lima macam faktor (kelainan 5P) yaitu:power (kekuatan yang
mendorong janinkeluar), passenger (kelainan janin itusendiri), passage (kelainan
ukuran maupunbentuk panggul/jalan lahir), psikologis ibu bersalin dan penolong
persalinan (Sondakh.2013). Keseimbangan faktor 5P dapat membantu menciptakan
persalinan normal yang berjalan lancar. Gangguan pada faktor P dapat
menyebabkan ibu mengalami kesulitan persalinan (Bobak, 2004).
Oleh karena
itu fokus asuhan kebidanan pada ibu bersalin yaitu mencegah terjadinya
komplikasi selama persalinan agar ibu dan bayi selamat. Dalam hal ini bidan
berperan penting dalam proses persalinan agar dapat mengurangi rasa kesakitan
yang ibu rasakan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
persalinan khusunya “penolong”?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan:
1.
Untuk
mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi proses persalinan “penolong”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan “ penolong”
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat
untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal.
Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau
malpraktik dalam memberikan asuhan yang terjadi.(putri:105.2012)
Peran
penolong adalah memantau dengan seksama dan memberikan dukungan serta
kenyamanan pada ibu baik dari segi perasaan maupun fisik. Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan,
tetapi aspek konseling dan memberikan konseling dan pemberian informasi yang
jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan
keluarga.
Bidan mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang dikerjakan adalah mengkaji
fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa mendiagnosis
persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan pada ibu dam keluarga.(
oktarina:105.2012)
Walaupun
pada mulanya keadaan ibu dan janin baik, dapat saja tiba tiba berubah menjadi
kesalahan penolong. Kesalahan tersebut
dapat berupa tidak tepatnya memimpin persalinan, melakukan tindakan-tindakan
yang dapat membahayakan ( misalnya ekspresi kristeller, memberi suntikan
uterotunika tidak tepat,dll). Atau pada keadaan patologis ia salah mengambil
sikap/tindakan atau tidak mampu melakukan pertolongan. ( mulyati:21.1995)
Penolong
persalinan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu
untuk membantu ibu dalam menjalankan proses persalinan. Faktor penolong ini
memegang peranan penting dalam membantu ibu bersalin karena memengaruhi
kelangsungan hidup ibu dan bayi.
Menurut sondakh faktor yang mempengaruhi persalinan “penolong” dibagi :
- Peran Penolong dalam Persalinan
- Ibu yang sedang hamil terutama pada trimester akhir akan didatangi mimpi-mimpi dan dibayangi hal-hal mengenai seperti apakah bayi yang akan lahir. Sebagian besar dari mereka akan mengalami kecemasan mengenai kesehatan bayinya. Selain itu, ibu juga dapat dilanda rasa takut akan melahirkan bayi yang tidak normal atau meninggal dunia. Perasaan-perasaan ini dapat membuat ibu menjadi stres berat. Hal ini menyebabkan beberapa calon ibu tidak berani membayangkan tentang persalinan karena khawatir kalau bayinya lahir tidak dalam keadaan sehat.
Adanya
dukungan dari penolong akan mengurangi lamanya proses kelahiran, kecendrungan
penggunaan obat-obatan penglihatan rasa nyeri akan berkurang, dan menurunkan
kejadian kelahiran operatif pervaginam, walaupun tanpa menghiraukan apakah
penolong tersebut merupakan pilihan ibu atau bukan.
Dalam
menolong persalinan ibu bersalin memilih posisi persalinan sesuai dengan yang
dikehendaki. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat
mengubah-ubah posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat
membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif dan
menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik (Setyorini, 2013)
- 2. Syarat-syarat dan Kepribadian Peugas dalam Kamar Bersalin
Pada saat
membantu persalinan, penolong persalinan harus mencuci tangan setelah pembukaan
lengkap, kemudian memakai celemek, kacamata, alas kaki tertutup dan masker
steril, serta sarung tangan steril atau DTT. Setelah itu, penolong harus
berhati-hati agar badan atau tangannya tidak mengenai tempat tidur penderita
atau benda-benda lain sehingga tidak steril. Sementara itu, pembantu penolong
persalinan yang tidak memakai alat-alat steril bersiap membantu melayani
penderita dan penolong. Demikianlah penolong dan pembantu harus sudah meniapkan
diri sebelum memberikan pertolongan kelahiran anak.
Mengingat
bahwa fungsi penolong persalinan sangat berat, yaitu memberikan pertolongan bagi dua jiwa yaitu ibu
dan anak, serta kesuksesan pertolongan tersebut sebagian bergantung pada pada
keadaan petugas yang menolongnya, maka sangat penting untuk diadakan
kualifikasi atau persyaratan bagi petugas yang bekerja dikamar bersalin dan
petolong persalinan. Degan demikian, sesuai hal tersebut, persyaratan yang
diperlukan adalah persyaratan kemampuan, keterampilan, dan kepribadian.
Meningat bahwa jenis petugas dikamar bersalin berbeda-beda, maka walaupun
persyaratan tersebut akan disesuaikan dengan jenis dangan jenis tingkatan
petugas masing-masing, jenis tingkatan yang lebih tinggi akan dituntut dengan
persyaratan khusus yang lebih tinggi.
a.
Kemampuan
Menurut
psikologi, kemampuan disini diartikan sebagai kesanggupan. Mengingat pentingnya
tugas dikamar bersalin dan resiko yang akan dihadapi, maka para petugas dikamar
bersalin dituntut untuk memiliki kemampuan yang cukup besar, yaitu
individu-individu yang cepat berfikir, cepat menganalisis, cepat
menginterpretasikan lambang-lambang, cepat menyusun konsep, dan lain-lain. Penolong
persalinan dituntut untuk mampu mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi
sepanjang proses persalinan, beberapa contohnya adalah:
1)
Meningkatnya
lingkaran Bandle ( lingkaran retraksi patologis antara segmen atas rahim (SAR)
dan segmen bawah rahim (SBRI).
2)
Ketuban
pecah sebelum waktunya atau disertai bagian janin yang menumbung.
3)
Perubahan
DJJ
4)
Pengeluaran
mekonium pada letak kepala.
5)
Keadaan
his yang bersifat patologis.
6)
Perubahan
posisi atau penurunan bagian terendah janin.
Kemampuan
yang harus dimiliki petugas kamar bersalin adalah kemampuan untuk menjalankan
tugas-tugas profesi dikamar bersalin. Oleh karena itu petugas kamar bersalin
hendaknya dipilih dari tenaga-tenaga yang memiliki pendidikan kejuruan yang
sesuai, yaitu kejuruan yang sesuai dalam perawatan umum dan perawatan kebidanan
yang meliputi perawatan persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi.
Pengetahuan
dan pengalaman tersebut diperoleh dari
pendidikan yang bersifat pengetahuan dan pengalaman praktik yang sebaiknya
dikembangkan melalui pengalaman yang diperoleh setelah selesai pendidikan.
Seseorang akan memperoleh kemampuan khusus yang lebih tinggi dengan cara
mengembangkan pengetahuan dasar yang dimiliki melalui pengalaman kemampuan
khusus yang optimal terjadi bila kemampuan umumnya cukup tinggi, demikianlah
hubungan antara kemampuan umum dan kemampuan khusus.
b.
Keterampilan
Pekerjaan
keperawatan atau kebidanan merupakan pekerjaan yang mengutamakan keterampilan tanpa
mengesampingkan pengetahuan. Pekerjaan ini mencapai hasil yang maksimal apabila
petugas yang mengerjakannya memiliki keterampilan yang cukup tinggi.
Keterampilan atau skill yang tinggi diperoleh dengan adanya latihan, praktikum
dalam pendidikan, serta pengalaman. Oleh karena itu, petugas yang bekerja
dikamar bersalin adalah seseorang yang berpengalaman agar memiki keterampilan
yang besar dalam segala perawatan, pertolongan, dan perawatan persalinan.
c.
Kepribadian
Kepribadian
adalah kesatuan jasmani dan rohani dalam segala aspeknya, yan merupakan
kumpulan yang bersifat dinamis yang selalu akan mengalami perubahan dan
perkembangan. Aspek-aspek penting yang berhubungan dengan tugas dikamar
bersalin yaitu fisik, kematangan, mental, emosi, dan sikap.
d.
Fisik
Petugas
yang dinas dikamar bersalin harus mempunyai fisik yang sehat dan kuat. Fisik
yang sehat bukan saja penting bagi penderita, tetapi juga untuk kepentingan
sendiri. Keadaan fisik juga harus kuat agar dapat tahan untuk bekerja dan tidak
mudah lelah walaupun waktu bekerja cukup lama.
e.
Kematangan
Kematangan
adalah sempurnannya fungsi organ jasmaniah dan fungsi psikologis. Kematangan
tersebut dinyatakan dengan sikap kedewasaan, ketegasan, bertanggung jawab, dan
berwibawa. Petugas harus menunjukan sikap kedewasaan dan kematangan tersebut
untuk mendapatkan kepercayaan pasien.
f.
Mental
Keadaan
mental yang kuat harus dimiliki oleh seorang petugas yang bekerja dikamar
bersalin karena sewaktu-waktu harus menghadapi kejadian-kejadian yang mungkin
timbul secara tiba-tiba. Petugas juga harus tidak mudah merasa takut, cemas,
bingung, atau terpengaruh dengan keadaan penderita serta kemauan penderita.
Selain itu, petugas juga harus tabah dan dapat membantu penderita yang
mengalami perasaan tidak tenang dalam menghadapi persalinan. Dengan adanya
ketenangan tersebut, persalinan diharapkan akan berjalan lancar.
g.
Emosi
Keadaan
emosi yang stabil juga harus dimiliki oleh seorang petugas dalam kamar bersalin
agar tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan, serta dapat mengendalikan perasaan
yang berlebihan dan menguasai dirinya untuk tidak mudah tersinggung dan cepat
marah
h.
Sikap
Sikap yang
dibicarakan disini adalah sikap dalam arti psikologis, yaitu reaksi yang
dibentuk dan diwujudkan setiap individu dalam mendapatkan suatu tindakan. Sikap
yang ditujukan oleh petugas hendaknya rasional dan sesuai dengan norma yang
dikehendaki oleh masyarakat, khususnya penderita, yaitu sopan, sabar, ramah,
tidak ragu-ragu, penuh perhatian, selalu bersedia membantu dan menolong,
menemui penderita dengan sabar bagaimanapun keadaannya, serta menciptakan
situasi dan hubungan yang baik.
Selain itu,
petugas juga harus bisa memiliki sikap sosial dan profesional. Sikap sosial
adalah reaksi sosial yang ditujukan pada penderita, orang-orang lain dalam
ruang kamar bersalin, dan keluarga penderita sehingga keluarga dapat
mempercayakan penderita kepada petugas. Sikap profesional adalah sikap terhadap
profesinya dalam tugas dikamar bersalin.
3.
Pimpinan
Persalinan Normal
Pimpinan persalinan normal
dibagi menjadi penatalaksanaan kala 1, 2, 3 , dan 4 persalinan.
4.
Bidan
Sebagai Faktor Penolong dalam Persalinan
faktor
penolong persalinan (Bidan), meliputi : pendidikan, umur, masa kerja,
pelatihan, pengetahuan, motivasi, sikap dan praktek MAK III (pelaksanaan
manajemen aktif kala tiga).
5.
Faktor
Pendukung Pendamping
Pendampingan
selama proses persalinan dapat mempersingkat lama persalinan, karena dengan
pendampingan akan membuat ibu merasa aman, nyaman, lebih percaya diri, dan ibu
merasa damai. Ibu yang merasa takut dan cemas selama persalinan cenderung lebih
lama persalinannya sehingga menimbulkan keletihan, infeksi, perdarahan,
dehidrasi, distress dan sepsis janin. Akibat persalinan lama menimbulkan
kelelahan dan ibu menjadi semakin tidak nyaman. Tindakan stimulasi, ekstraksi
vakum, kadang-kadang operasi caesar untuk menyelamatkan ibu dan bayi perlu
dilakukan, diantaranya dikarenakan persalinan yang berlangsung lama.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehadiran suami untuk memberi
dukungan kepada istri membantu proses persalinan, karena membuat istri lebih tenang dan faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar atau tidaknya suatu proses persalinan.
Dukungan suami dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangat berarti,
dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya
cukup kuat dalam menghadapi proses persalinan. Membantu istri dalam menyiapkan
semua kebutuhan bayi, memperhatikan secara detail kebutuhan istri dan
menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa aman. Selain itu suami dapat
bekerjasama dengan anggota keluarga dan teman terdekat memberikan dukungan yang
positif .
Terlebih pada kehamilan pertama, perasaan tersebut akan makin kuat
terasakan, karena kehamilan merupakan suatu peristiwa penting dalam hidupnya berbeda
dengan kehamilan anak kedua atau ketiga, ibu sudah punya pengalaman, sehingga sudah mengetahui apa yang bakal dihadapinya dan kecemasan itu menjadi tidak begitu besar, apalagi kita mengetahui kehamilan membawa perubahan besar dalam diri ibu. Bukan cuma perubahan
fisik (tubuh yang makin membesar seiring tumbuh kembang janin), melainkan juga perubahan hormonal dan emosional.
Kontak
personal dan sentuhan juga merupakan salah satu cara penyediaan dukungan selama
persalinan. Sikap tersebut memiliki keuntungan seperti ibu merasa aman, mampu
mengontrol diri, ibu mengalami
kehangatan dan persahabatan selama persalinan sehingga lebih dapat mengatasi
bayinya, namun tidak semua suami tidak peduli dengan kontak fisik selama
persalinan.
Dukungan
lain suami dalam persalinan dapat
berupa sentuhan kasih sayang, meyakinkan
ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk
memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu / keluarga serta
memberikan bimbingan untuk berdo’a sesuai agama dan keyakinan.
Dukungan
emosional suami teradap istri dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan
senang dalam diri istri, istri menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam
situasi kehamilannya itu karena suami adalah orang pertama dan utama dalam
memberi dorongan, Hal tersebut didukung
oleh Kartono (2007) bahwa dukungan dari suami pada wanita hamil sangat
berharga, ibu hamil sangat menginginkan suami memberikan tindakan suportif dan
memberikan rasa aman. Namun yang perlu diingat juga sebagaimana dikatakan L. Sholihah (2004) selama masa kehamilan, suami juga sudah harus menyiapkan
diri menyambut kedatangan bayi, karena tidak
semua suami siap mental untuk menunggui istrinya yang sedang kesakitan, adakalanya mereka malah panik. Jadi suami perlu mempersiapkan diri dengan berbagai informasi tentang persiapan persalinan, baik informasi yang didapat dari TV, majalah dan koran.
Pendampingan bisa selain suami atau keluarga juga dengan pendampingan oleh:
(1) Dukun terlatih : Dukun yang
telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.
(2) Dukun tidak terlatih : Dukun
yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Umumnya masyarakat merasa
nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi , akan tetapi
ilmu kebidanan yang dimiliki sangat terbatas didapatkan secara turun temurun (
tidak berkembang). Sekarang dukun bayi hanya boleh mendampingi ibu dalam
persalinan baik dukun tidak terlatih maupun terlatih..
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama
proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan.
1.
Definisi
Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan.
2.
Macam-Macam
Penolong Persalinan Menurut Syafrudin (2009) dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal beberapa jenis tenaga yang
memberi pertolongan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah Tenaga
kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan.
3.
Tinjauan umum
tentang Penolong Persalinan
Tenaga penolong persalinan adalah
orang yang memberikan pertolongan persalinan selama persalinan berlangsung. Pada dasarnya ada dua jenis
tenagapenolong persalinan, yaitu mereka yang mendapat pendidikan formal (Tenaga
Medis), seperti bidan, dokter umum,dokter ahli, dan mereka yang tidak mendapat
pendidikan formal melainkan mendapat keterampilan secara tradisional (Tenaga
Non medis) seperti dukun beranak.
Bidan adalah seseorang yang telah
menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan. Bidan dikenal
sebagai professional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra
perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan,
periode persalinan, dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah
tanggung jawab sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi baru lahir .
Tugas bidan adalah :
a.
Memberi
bimbingan, asuhan, dan nasihat kepada remaja (sebagai calon ibu), ibu hamil termasuk ibu hamil dengan resiko
tinggi, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta ibu dalam masa
klimakterium dan menopause.
b.
Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak prasekolah.
c.
Memberi
pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, sehat, dan
sejahtera. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan
anak balita yang mengalami gangguan kesehatan, serta memberi bantuan pengobatan
sebagai pertolongan pertama sebelum tindakan medis lebih lanjut dilakukan.
d.
Melakukan
penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan pra perkawinan, penyakit
kandungan yang terkait dengan kehamilan dan keluarga berencana, kesehatan
balita, gizi, dan kesehatan lingkungan
keluarga.
e.
Membimbing dan
melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan dalam lingkup pelayanan
kebidanan.
f.
Mengkaji
kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk perbaikan dan
peningkatan.
g.
Memotivasi dan
menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam rangka mewujudkan kesehatan
serta kesejahteraan keluarga.
g.
Dukun bayi adalah anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang mendapat
kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh keterampilan tersebut secara turun temurun, belajar secara
praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut
serta melalui petugas kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan
juga merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Peran penolong adalah memantau
dengan seksama dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi
perasaan maupun fisik. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan
kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan yang terjadi
3.2 Saran
Diharapkan kepada setiap bidan
agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan “Penolong” serta dapat mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat dalam praktik kebidanan dalam masyarakat.
Untuk ibu hamil dan bersalin
agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang memperngaruhi dalam proses
persalinan khususnya “Penolong” agar komplikasi persalinan dan hal-hal yang dapat mempersulit proses
persalinan dapat terhindarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Bobak.2004.Buku
Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.EGC:Jakarta
2. Mulyati,
sri.1995. asuhan keperawatan perinatal.EGC:Jakarta
3. Oktarina,
mika.2012. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru
lahir.Deepublish:Yogyakarta
4. Putri,
ika.dkk. 2012. Buku ajar asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dan
bayi baru lahir.Deepublish:Yogyakarta
5. Setyorini,
Retno Heru, SST.Keb., M.P.H.2013. BELAJAR TENTANG PERSALINAN.graha ilmu:Yogyakarta
6. Sondakh,
Jenny J.S. 2013. “ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR”. Malang :
Erlangga
8. www.e-skripsi.stikesmuh-pkj.ac.id/e-skripsi/index.php?p=fstream&fid=327.pdf.
Diunduh tanggal 3 September 2017
9. http://eprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2-24012013075217.pdf
Diunduh tanggal 3 September 2017
Komentar
Posting Komentar